Selain psikolog
klinis yang menggunakan teknik wawancara, ada pula psikolog industri dan
organisasi (PIO) dan psikolog pendidikan. Psikolog industri dan organisasi
biasanya bekerja di biro atau perusahaan-perusahaan, yang menjabat sebagai HRD.
Pengaplikasian teknik wawancara ini sering sekali diterapkan terutama dalam
seleksi dan penempatan karyawan baru. Bagi yang sudah bekerja atau pernah
bekerja, pasti pernah merasakan diwawancara sebelum diterima kerja. Wawancara
dapat dilakukan oleh satu orang atau bahkan 2-3 orang. Selain itu, wawancara
juga dapat diterapkan dalam menangani kasus karyawan, feedback dan assessment, exit interview, mengurus surat, dan
masih banyak lagi.
Wawancara di bidang
PIO ini, biasanya melalui beberapa proses. Individu yang akan diwawancara pasti
akan merasa tegang atau cemas, maka dari itu, pertama-tama dibutuhkanlah ice breaking. Ice breaking merupakan teknik pembicaraan yang membuat seseorang
akan menjadi lebih rileks atau tidak tegang, mungkin dengan menanyakan hal-hal
yang tidak berkaitan dengan tujuan wawancara. Misalnya saja, interviewer menanyakan kabar interviewee atau membicarakan hal-hal
umum (berita atau kondisi-kondisi di luar). Kedua, interviewer akan menanyakan basic information, seperti riwayat
hidup. Ketiga, pertanyaan mengenai informasi penting yang mau diketahui dari interviewee. Keempat, interviewer menjelaskan dan memberi
kesempatan bertanya mengenai perusahaan. Kelima, penutupan proses wawancara. Selain
menggunakan teknik wawancara, ada teknik lain yang menunjang, seperti simulasi,
tes bidang, role play, psikotes, tes
kesehatan, dan technical test.
Psikolog pendidikan
biasanya bekerja sebagai guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah atau konselor
di centre yang ada di sekolah. Pengaplikasian
wawancara biasanya digunakan dalam menangani masalah akademik dan non-akademik
siswa dan menangani pemilihan jurusan IPA/IPS. Ada pula sekolah dengan psikolog
yang membantu rekruitmen panitia (misalnya OSIS). Akan tetapi, dangat sulit
bagi psikolog untuk bertemu siswa karena jam istirahat yang pendek. Selain itu,
ada pula label negatif terhadap psikolog atau guru BK. Siswa yang dipanggil
oleh guru BK biasanya pasti dianggap mempunyai masalah atau kenakalan. Padahal,
guru BK dapat membimbing kita dalam menyelesaikan masalah, terutama akademis.
~ Don’t judge your
counselor teachers by your negative thoughts.
No comments:
Post a Comment