Sunday, March 31, 2013

Make your interview report!


   Wawancara pasti sering kita lakukan, baik secara formal maupun informal. Wawancara informal mungkin lebih kita lihat sebagai percakapan biasa dan tidak terlalu memerlukan laporan. Laporan diperlukan mungkin dalam konteks tertentu. Namun, bagi wawancara formal, laporan hasil wawancara harus dibuat karena berisikan hasil wawancara itu sendiri dan hal tersebut sangatlah penting.

   Dalam laporan hasil wawancara, kita harus mencantumkan waktu berlangsungnya wawancara, tempat, dan biodata subyek. Waktu yang dicatat adalah saat wawancara dimulai dan saat berakhirnya wawancara itu. sedangkan, biodata subyek diisi dengan inisial nama subyek dan alamat secara umum. Misalnya, inisial nama : K.H, padahal nama aslinya adalah Kevin Horrison, dan alamatnya adalah Tanjung Duren. Alamat dan nama subyek tidak perlu sampai ditulis secara lengkap karena informasi tentang biodata subyek perlu dijaga.

    Setelah itu, inti dari laporan terdapat pada hasil wawancara, observasi subyek, dan refleksi sebagai pewawancara.  Perlu diingat bahwa hasil wawancara itu berisikan cerita subyek selama wawancara berlangsung. Jadi, kita menuliskan rangkuman cerita subyek secara sistematis. Observasi yang dicatat pun tidak perlu sampai men-detail sekali. Akan tetapi, bahasa yang digunakan harus konkret, spesifik, dan faktual. Misalnya, muka subyek pucat dan keringat dingin yag kita catat, bukan menuliskan kesimpulan bahwa subyek sedang ketakutan. Selain itu, kita perlu menuliskan refleksi sebagai pewawancara seperti apa kekurangan kita selama kita melakukan proses wawancara. Kekurangan bisa sering terjadi apalagi bagi kita yang masih pemula. Maka dari itu, kita perlu banyak berlatih untuk melakukan wawancara yang baik dan benar. Jangan lupa pula untuk membuat laporan hasil wawancara itu sendiri!

~ Laporan sebaiknya dibuat tidak secara subyektif..

No comments:

Post a Comment