Thursday, February 28, 2013

What Type are You?


Pernahkah Anda tertarik dengan seseorang? Mungkin kebanyakan orang pasti menjawab pernah.

   Orientasi seksual merupakan preferensi atau pilihan terhadap orang lain secara emosi, fisik, seksual, dan romatis. Orientasi seksual bisa ke lawan jenis atau sesama jenis, dan bisa ke keduanya. Orientasi seksual ke lawan jenis disebut heteroseksual, ke sesama jenis disebut homoseksual, dan kedua jenis disebut biseksual. Homoseksual pun ada 2 jenis, lesbian (wanita—wanita) dan gay (pria—pria) Heteroseksual masih dominan sekali di dunia, terutama di Indonesia karena homoseksual masih ditentang oleh nilai-nilai yang dianut. Namun, ada negara-negara yang sudah memperbolehkan homoseksual, seperti di Kairo (Mesir), negara-negara di Amerika Latin, China, dan lainnya.

   Pasangan homoseksual sudah mulai terlihat beberapa di Indonesia, tetapi pasangan tersebut masih menutupi hal tersebut. Nilai-nilai yang melarang yang membuat mereka seperti itu, sehingga mereka akan merasa malu jika diketahui orang lain. Pasangan homoseks juga bisa dikucilkan atau ditolak dalam masyarakat atau lingkungannya. Beda dengan halnya di negara-negara yang memperbolehkan kaum homoseksual, pasangan tersebut ada yang secara terang-terangan menunjukkan kepada orang lain. Pasangan homoseksual dikatakan lebih bahagia daripada pasangan heteroseksual karena mereka lebih berusaha mempertahankan hubungan. Peran gender dalam kehidupan sehari-hari pun lebih fleksibel. Bagi pasangan yang ingin memiliki anak, mereka akan mengadopsi anak dan dapat menjadi orangtua yang baik. Anak tetap diajarkan agar sebisa mungkin untuk tidak “menjadi” seperti mereka, sehingga anak-anak dari pasangan homoseksual pun belum tentu besarnya akan mencari pasangan yang sesama jenis pula.

   Mulai banyaknya kaum homoseksual, muncul pula kaum yang menentang atau tidak menyukai homoseksual. Sikap takut atau menentang itu disebut sebagai homophobia. Seseorang mengalami homophobia dapat dikarenakan pengajaran orangtua yang kurang atau pelarangan yang ketat dari orangtua. Maka dari itu, orangtua juga perlu memberikan kebebasan dan pengajaran yang baik untuk anak. Pengajaran mengenai seksual dapat disesuaikan dengan umur sang anak. Kita semua tidak boleh mengucilkan kaum homoseksual, walau hal tersebut bertentangan dengan nilai-nilai atau ajaran yang dianut.

~ Kita boleh tidak menyetujui homoseksual, tetapi harus tetap menghargai tiap individu itu sendiri

Psikolog Klinis Anak atau Dewasa yah???


   Ternyata bukanlah hal yang mudah untuk menjadi seorang psikolog. Banyak teori yang harus dikuasai yang nantinya akan diterapkan dalam melakukan konsultasi dengan klien. Ada pula berbagai teknik assessment yang juga perlu dikuasai dan diasah seperti observasi, wawancara, dan alat tes (baik formal dan informal). Sebagai psikolog, semua hal itu harus dipegang atau dapat dikatakan menjadi bekal untuk kita. Dalam pengadministrasian alat tes, kita harus menginstruksikan tes sesuai standar prosedur tertentu, seperti menggunakan bahasa yang baku dan mengucapkan instruksi dengan jelas. Observasi dan wawancara dapat diasah dengan pengalaman kita, tetapi mungkin tidak hanya dalam sekali atau dua kali pertemuan dengan klien, mungkin diperlukan ratusan kali. Perlu pula untuk seorang psikolog membina rapport atau hubungan yang baik dengan klien dan membuat klien yang datang itu nyaman. Selain itu, rahasia klien sangat penting untuk kita jaga karena pasti sebenarnya ada rasa tidak nyaman dalam diri klien untuk menceritakan masalahnya pada seseorang yang baru dijumpai.

   Banyak masalah yang semakin bermunculan di dunia, sehingga membuat para psikolog dan ahli medis lain pun tertantang untuk mencari tahu penyebab dan penyembuhan gangguan atau penyakit. Gangguan-gangguan mental lebih ditangani oleh psikolog klinis dan psikolog klinis pun ada 2 tipe, yaitu psikolog klinis dewasa dan psikolog klinis anak. Sebenarnya, saya menjadi tertarik menjadi psikolg klinis, padahal sebelumnya saya tertarik menjadi psikolog industri. Akan tetapi, saya masih bingung dalam memilih mayor saya, apakah akan lebih ke psikolog klinis dewasa atau anak. Teman-teman saya merasa saya lebih cocok ke psikolog anak karena saya sangat menyukai anak-anak. Baik menjadi psikolog klinis dewasa maupun anak tidaklah mudah, maka itu saya harus memikirkan matang-matang keputusan saya.

   Klien psikolog klinis dewasa biasanya pasangan yang mempunyai masalah dalam hubungannya, orang dewasa yang bermasalah dengan kepribadiannya, dan masih banyak lagi. Klien dewasa lebih sulit untuk langsung terbuka dan menceritakan masalahnya. Adapula klien yang menutup-nutupi masalahnya, sehingga psikolog harus berusaha agar klien mau bercerita jujur. Sulit pula dalam membicarakan mengenai topik-topik yang sensitif seperti seks. Klien biasanya menghindari membahas topik tersebut. Klien anak biasanya yang memiliki masalah di sekolah, dengan orangtua, atau gangguan-gangguan seperti autism dan selective mutism.  Biasanya, anak akan datang dengan orangtuanya untuk konsultasi, sehingga psikolog dapat meminta orangtua untuk lebih memantau dan menjaga anaknya. Pertemuan dengan klien-klien biasanya tidak hanya dalam satu sesi, apalagi yang membutuhkan terapi. Maka dari itu, psikolog harus benar-benar tulus membantu klien. Kerjasama dari klien atau orang terdekat pun juga dibutuhkan.

~ Pengalaman sekali-duakali tidak akan cukup karena ilmu akan terus bertambah…

Friday, February 22, 2013

Kiri--Kanan, Ok?


   Zaman semakin berubah.. Yah, kita semua tahu bahwa perubahan zaman tak dapat dielakkan. Preferensi seseorang terhadap orang lain pun dalam hal ketertarikan berbeda-beda dan sudah berubah. Banyak yang memilih pasangan lawan jenis yang cocok dengan diri sendiri, tetapi sekarang pun pasangan homoseksual pun sudah banyak. Pasangan-pasangan gay dan lesbian mulai terlihat di mana-mana seperti di mal, tempat kumpul/nongkrong, dan tempat lain. Jika kita melihat hal itu beberapa tahun lalu, kita akan tercengang dan merasa sangat aneh. Mungkin ada pula yang merasa “jijik”, tetapi mungkin belum tentu untuk sekarang. Lama-kelamaan, homoseksual mungkin dapat menjadi hal yang biasa.

   Untungnya, masih lebih dominan heteroseksual sejauh ini dan mungkin akan terus begitu walau cukup banyak yang homoseksual. Pasangan heteroseksual atau berbeda jenis kelamin ini sangat dibutuhkan untuk meneruskan keturunan terutama dalam suatu keluarga. Akan tetapi, pemilihan pasangan bagi kaum hetero pun masih bermacam-macam. Tentu kita semua tahu bahwa saat kita mencari pasangan baik pacar atau suami/istri, kita akan mencari yang sesuai kriteria kita. Kriteria-kriteria dari fisik dan sifat pasti tidak akan pernah luput. Pasangan yang cantik/ganteng, pintar, baik, kaya, tubuh yang ideal dan tidak cacat yang biasanya kita inginkan. Kecocokan pasangan terhadap kita pun juga menjadi faktor lain.

   Sebenarnya, boleh saja mempunyai kriteria terhadap pasangan, tetapi pasti tidak selalu yang kita dapat itu akan sesuai 100%. Kita harus menghargai pasangan kita, sekalipun ada kekurangan atau tidak perfect. Kita pun juga harus menghargai diri kita terlebih dulu, terutama perempuan. Perempuan harus  benar-benat menjaga tubuhnya, bukan hanya “keperawanan” saja, tetapi juga organ dan fungsi tubuh. Banyak penyakit seperti kanker serviks dan kanker payudara yang menghantui perempuan, padahal akan sangat mempengaruhi kehidupan kelak. Kanker payudara tidak hanya membuat perempuan kehilangan payudara yang tampak “nyata”, tetapi juga kehilanga harga diri. Akan ada sesuatu yang terasa hilang dari tubuh sang perempuan. Ada pula kanker payudara untuk para lelaki, maka dari itu, kita harus menjaga diri kita agar fisik kita lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.

~ Choose someone whom you think & feel , is the right one.

Friday, February 15, 2013

Something 'bout Love

   Dalam menjalin hubungan, perilaku dan kata-kata yang romantis biasanya hadir yang ditujukan kepada pasangan kita. Ternyata, sampai abad 19, cinta romantis itu memang dianggap hal yang paling didambakan karena cinta romantis itu seperti dalam cerita. Mengapa seperti dalam cerita? Mungkin karena hidup yang dijalani selalu berakhir bahagia. Misalnya saja, cerita Beauty & The Beast atau Snow White yang selalu berakhir dengan hidup yang bahagia. Akan tetapi, kita tidak tahu kelanjutannya dan yang kita tahu mereka hidup bahagia selamanya. Menurut saya, sampai sekarang pun masih banyak yang menginginkan cinta yang romantis, terutama bagi kaum hawa. Mereka menginginkan hubungan yang bahagia. Namun, apakah memang benar bahagia?

   Dalam Romantic Love, sebenarnya masih ada rasa takut akan kehilangan/kecemasan, physical attraction, dan cenderung mengidealkan pasangan. Kesalahan yang diperbuat pasangan juga seringkali diacuhkan karena hati kita sudah ditutupi dengan perasaan cinta bagi sang partner. Selain Romantic Love, masih ada Passionate Love dan Companionate Love. Passionate Love itu lebih mengarah pada ke nafsu atau gairah terhadap pasangan yang sering berujung pada keinginan untuk berbuat hubungan seks. Companionate Love itu mungkin sudah lebih mengarah pada cinta yang dewasa karena adanya perasaan afeksi, keintiman, dan kasih sayang pada pasangan, serta keinginan untuk selalu bersama. Cinta ini dapat muncul karena adanya kecocokan di antara pasangan dan pertemuan yang intens.
Jadi, tipe cinta mana yang kamu alami saat ini? :)

   Selain bicara tentang cinta, ada 2 penyakit dalam cinta yang dapat timbul kapan saja, yaitu kecemburuan dan keposesivan. Jealousy kerap kali menghantui suatu hubungan yang dapat mengarah pada manipulasi dan mengontrol pasangan kita. Cemburu itu sangat tidak enak karena kita akan merasa cemas dan takut kehilangan pasangan. Cemburu dapat menutup mata kita dari kebenaran. Kita akan menjadi sering cemburu dan curiga pada teman lawan jenis pasangan kita. Padahal, pasangan kita pun butuh teman. Giliran kita yang dicemburui, kita yang akan tidak suka dan berusaha menjelaskan bahwa orang lain itu hanya teman kita. It’s so simple, but complicated. Possessiveness itu biasanya masalah akan self-esteem kita yang dapat mengarah pada stalking. Ada pasangan yang sampai memata-matai atau meminta pasangannya untuk selalu online 24 jam agar apa pun yang diperbuat pasangannya itu selalu diketahui.  Mungkin kita akan menganggap hal itu tidak wajar atau tidak normal, tetapi itulah yang sering terjadi. Cinta bisa membuat kita buta, tetapi apa benar itu cinta? Banyak sekali korban karena cinta, seperti KDRT, bunuh diri, perempuan hamil di luar nikah, dan sebagainya. Semua dapat terjadi karena alasan cinta. Cinta itu memang membuat kita bahagia, tetapi juga rumit dan kita dapat terjebak dan terjatuh karenanya.

~ Keep your love for the right person… ;)