Pernahkah Anda tertarik dengan seseorang? Mungkin kebanyakan
orang pasti menjawab pernah.
Orientasi seksual
merupakan preferensi atau pilihan terhadap orang lain secara emosi, fisik,
seksual, dan romatis. Orientasi seksual bisa ke lawan jenis atau sesama jenis,
dan bisa ke keduanya. Orientasi seksual ke lawan jenis disebut heteroseksual,
ke sesama jenis disebut homoseksual, dan kedua jenis disebut biseksual. Homoseksual
pun ada 2 jenis, lesbian (wanita—wanita)
dan gay (pria—pria) Heteroseksual masih
dominan sekali di dunia, terutama di Indonesia karena homoseksual masih
ditentang oleh nilai-nilai yang dianut. Namun, ada negara-negara yang sudah
memperbolehkan homoseksual, seperti di Kairo (Mesir), negara-negara di Amerika
Latin, China, dan lainnya.
Pasangan homoseksual
sudah mulai terlihat beberapa di Indonesia, tetapi pasangan tersebut masih
menutupi hal tersebut. Nilai-nilai yang melarang yang membuat mereka seperti
itu, sehingga mereka akan merasa malu jika diketahui orang lain. Pasangan
homoseks juga bisa dikucilkan atau ditolak dalam masyarakat atau lingkungannya.
Beda dengan halnya di negara-negara yang memperbolehkan kaum homoseksual,
pasangan tersebut ada yang secara terang-terangan menunjukkan kepada orang
lain. Pasangan homoseksual dikatakan lebih bahagia daripada pasangan
heteroseksual karena mereka lebih berusaha mempertahankan hubungan. Peran gender
dalam kehidupan sehari-hari pun lebih fleksibel. Bagi pasangan yang ingin memiliki
anak, mereka akan mengadopsi anak dan dapat menjadi orangtua yang baik. Anak tetap
diajarkan agar sebisa mungkin untuk tidak “menjadi” seperti mereka, sehingga
anak-anak dari pasangan homoseksual pun belum tentu besarnya akan mencari
pasangan yang sesama jenis pula.
Mulai banyaknya
kaum homoseksual, muncul pula kaum yang menentang atau tidak menyukai
homoseksual. Sikap takut atau menentang itu disebut sebagai homophobia. Seseorang mengalami homophobia
dapat dikarenakan pengajaran orangtua yang kurang atau pelarangan yang ketat
dari orangtua. Maka dari itu, orangtua juga perlu memberikan kebebasan dan
pengajaran yang baik untuk anak. Pengajaran mengenai seksual dapat disesuaikan
dengan umur sang anak. Kita semua tidak boleh mengucilkan kaum homoseksual,
walau hal tersebut bertentangan dengan nilai-nilai atau ajaran yang dianut.
~ Kita boleh tidak menyetujui homoseksual, tetapi harus
tetap menghargai tiap individu itu sendiri