Wednesday, September 26, 2012

Perempuan dan Pekerjaan

   Perempuan itu makhluk lemah..feminim..tukang urus anak dan rumah tangga..perlu laki-laki untuk melindungi.. Itulah yang selalu dicap oleh orang kepada perempuan. Jadi, perempuan tidak perlu bekerja.. tidak boleh kerja malam hari atau pulang pagi hari.. Seringkali perempuan dibeda-bedakan dan didiskriminasi. Bentuknya bermacam-macam, ada yang menyangkut jam kerja, tugas yang lebih ringan, seragam, dan pendidikan yang berpengaruh ke upah atau gaji. Padahal sudah ada Undang-Undang tentang pelarangan diskriminasi terhadap perempuan, yaitu UU Keternagakerjaan (SE Menaker no 03/Men/1989).

   Memang perempuan secara fisik lebih lemah dan lebih menggunakan emosinya daripada laki-laki, namun ada pekerjaan yang terkadang lebih membutuhkan tenaga perempuan. Misalnya saja HRD, perempuan lebih peka dalam memilih dan menyeleksi calon karyawan baru karena dapat melihat hal-hal yang detail. Akan tetapi, masih banyak perusahaan yang lebih menerima laki-laki sebagai karyawan atau tenaga kerja dibandingkan perempuan. 

   Selain UU di atas, masih banyak UU lainnya untuk pekerja perempuan, seperti cuti haid, cuti istirahat sebelum dan sesudah kehamilan, cuti mengalami keguguran, dan masih banyak lagi. Bagi pekerja perempuan yang mendapat shift malam (pukul 23.00-07.00) pun mempunyai hak yang seharusnya diberikan dan ditanggung perusahaan, seperti mendapat makan dan minuman bergizi, menjaga kesusilaan dan keamanan (contoh: pemisahan tempat tukar pakaian), dan disediakan angkutan antar jemput. Namun, banyak sekali perusahaan yang tidak melaksanakan UU dan aturan tersebut. Pekerja perempuan tidak diberikan haknya karena bagi perusahaan, hal tersebut dapat merugikan perusahaan itu.

   Selain itu, seringkali wanita juga diremehkan dan dilecehkan di tempat kerja. Banyak bentuk pelecehan yang sering terjadi pada perempuan, misalnya secara visual, secara verbal, dan secara fisik. Secara visual, pelecehan dapat dilakukan dengan melihat ke arah tubuh perempuan. Secara verbal, laki-laki bersiul-siul ketika perempuan sedang melewati laki-laki itu. Secara fisik, perempuan dipeluk oleh sang lelaki. Ada pula campuran dari jenis pelecehan, seperti secara verbal dan fisik atau secara visual dan fisik. Sering sekali pelecehan dirasakan oleh perempuan di tempat kerja, tetapi ada yang tidak melapor tindakan tersebut karena takut dan adanya kontrak kerja. Maka dari itu, perempuan harus berhati-hati dan memilih tempat kerja. 

~ Perempuan harus lebih berani untuk melindungi dirinya sendiri..

Pernikahan yang Bahagia atau Berujung Perceraian?

   Wedding day..  
   Gaun putih dan bagus, tampil sangat cantik, janji suci, dan bersama calon pasangan hidup. Wow,, how wonderful it is! Setiap pasangan yang saling cinta dan akan menikah, pasti akan sangat bahagia dan gugup menantikan hari paling spesial tersebut. Persiapan yang dilakukan pun akan dilakukan dengan matang dan sangat terencana.

   Jika memikirkannya, pasti terasa bahagia karena pernikahan merupakan ikatan yang sakral dan komitmen legal di antara 2 individu. Pernikahan tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, adapula orang lanjut usia yang masih mau menikah. Pernikahan di desa pun biasanya dilakukan saat anak perempuan sudah mencapai usia 16 tahun. Kalau sekarang masih seperti itu (khususnya di kota), mungkin ada rasa aneh dan tidak biasa lagi. Namun, saya mempunyai kenalan yang sekitar umur 20 tahun sudah mempunyai anak. Sebenarnya, ada usia yang dapat dikatakan pas untuk menikah, yaitu untuk perempuan usia 19 sampai 25 tahun dan untuk laki-laki usia 20 sampai 25 tahun.

   Ada berbagai alasan orang mau menikah, seperti mencari teman hidup, cinta dan keakraban, rekan yang suportif, sexual relationship, dan dapat berbagi cerita saat menjadi orangtua nanti. Kita dapat saling berbagi, saling sharing, dan berbagi baik suka maupun duka. Saat melihat kedua orangtua saya, rasanya saya bahagia sekali karena menurut saya mereka pasangan yang cocok dan saling setia. Mereka memperhatikan dan mengutamakan keluarga. Ingin sekali saya mempunyai keluarga dan pasangan yang seperti itu. Saling percaya, saling setia, berkorban untuk pasangan, saling jujur, terbuka, mendukung satu sama lain, menjaga keintiman dan keharmonisan keluarga, menerima pasangan apa adanya, dan menjaga komunikasi. Hal-hal tersebut merupakan hal-hal penting dalam sebuah hubungan. Bahagia sekali rasanya jika kita bisa menjaga semua itu dalam suatu hubungan. Kita juga harus lebih mengenal pasangan kita masing-masing dan mungkin memilih pasangan yang tepat karena suatu hubungan juga ada hal negatifnya. Sulit untuk mempunyai hubungan yang selalu lancar dan tidak mempunyai masalah. Maka dari itu, bagi pasangan yang tidak bisa mengatasi masalah, seringkali berujung ke perceraian. 

   Banyak yang bisa terjadi dalam hubungan baik yang baru maupun sudah lama. Perceraian sering terjadi karena alasan ekonomi, pasangan melakukan perselingkuhan atau poligami, pasangan yang tidak bertanggungjawab, adanya masalah kesehatan fisik, dan perbedaan nilai dan keyakinan. Padahal, perceraian akan sangat berdampak bagi pasangan, khususnya pada anak. Sebaiknya, perceraian merupakan hal terakhir yang dipilih. Sebisa mungkin pasangan menyadari kesalahan dan berusaha memperbaikinya.

~ Perceraian belum tentu menyelesaikan segalanya...

Saturday, September 15, 2012

Inner or Outer Beauty?

Perempuan? Cantik? Sexy? Slim? Rambut indah? Smart? Kulit putih?
Pasti semua orang suka, terutama para laki-laki...Tapi, apa harus semua perempuan seperti itu? Apa akan bahagia baik buat laki-laki & perempuan itu sendiri?
Hmm.. rasanya tidak juga..

   Sebenarnya, saya masih bingung perempuan seperti apa yang dianggap cantik dan sempurna. Apa harus sama persis seperti ciri-ciri di atas? Tetapi, kadang perempuan yang saya anggap cantik, belum tentu orang lain menganggap seperti itu. Misalnya saja salah satu personil girlband korea yang saya gemari karena saya anggap cantik dan mempunyai mata yang indah. Akan tetapi, ada teman yang bilang tidak terlalu cantik. Kerap kali kita juga merasakannya dalam diri kita sendiri. Walau ada yang memuji kita cantik, kita masih menganggap masih ada banyak kekurangan pada diri kita, misalnya saja mata, hidung, atau bentuk diri kita yang membuat kita sering malu dan sebal.

   Sepertinya karaktek untuk perempuan yang cantik itu memang berbeda tiap orang. Tiap lelaki pun mempunyai karakternya sendiri (khususnya ketika ingin dijadikan pasangan), namun sering kali yang menjadi pasangannya tidak sama seperti ciri-ciri yang diinginkan. Mengapa bisa begitu? Pasti karena kepribadian dan kecocokan. Hal ini yang biasanya disebut inner beauty. Inner beauty itu penting sekali dan bagi saya, untuk mempunyai inner beauty yang baik itu sangat sulit. Yah..walaupun begitu tampilan fisik juga penting untuk first impression terutama..

So boys.. Which is the most important?

Saturday, September 8, 2012

Job & Family, Which is The First?

   Zaman sekarang, banyak sekali wanita yang bekerja setelah menyelesaikan pendidikan. Entah itu bekerja di perkantoran atau membuka usaha sendiri. Banyak wanita yang sudah berhasil dan meraih kesuksesan. Namun, apakah mereka juga sukses sebagai ibu dalam keluarganya bagi mereka yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak? Jawabannya pasti ada yang bisa dan tidak. Ada penelitian yang mengatakan bahwa kebanyakan wanita pekerja mengalami konflik peran. 

   Kita semua sudah tahu bahwa bekerja itu tidak mudah. Maka dari itu, kelelahan bekerja pasti selalu dirasakan dan hal itu menimbulkan kemarahan, stres, dan menurunkan kondisi fisik pada tubuh. Wanita berkeluarga sambil bekerja yang mengalami hal tersebut dapat dikatakan sebagai role overload. Untuk menghadapi hal tersebut, tidaklah mungkin dihadapi sendiri. Pasti diperlukannya dukungan dari lingkungan terutama keluarga. Kondisi fisik dan mental harus dijaga. Wanita yang memiliki peran ganda pun harus dapat membagi waktu untuk keluarga. Apalagi ada anggapan bahwa sebagai ibu, wanita harus mengabdi untuk mengurus keluarga. Ada pula pandangan-pandangan mengenai apa yang seharusnya dilakukan sebagai ibu. Pandangan-pandangan itu disebut motherhood mystique. Seperti halnya ibu saya, beliau tetap menjalankan tugas sebagai ibu walau siang harinya membuka toko. Setiap hari beliau merasa lelah dan sampai merasa sakit, namun beliau tetap melakukan pekerjaan seperti menyapu, mencuci baju, memasak, dan menyetrika. Akan tetapi, ayah saya selalu membantu ibu saya dan merawat ibu ketika sakit. Walau lelah, senang sekali rasanya jika ada orang yang mendukung selalu. 

    Pekerjaan yang banyak dan menyita waktu tersebut harus dibagi untuk beristirahat dan mengurus keluarga. Maka dari itu, semua wanita perlu mendapat gizi cukup, menjaga kebersihan, istirahat cukup, dan berolahraga.

~ Don't forget to thank our moms..